PENGEDOKAN KAPAL
A.
Pengedokan
Kapal
Pada dasarnya pengedokan suatu kapal mempunyai suatu
keperluan yaitu antara lain:
1)
Emergency docking
Pengedokan kapal untuk mereparasi kerusakan-kerusakan yang mendadak
seperti:
·
Terlepasnya propeller kapal
·
As
atau poros propeller maupun kemudi mengalami pembengkokan atau patah
·
Kerusakan
daun kemudi (rudder blade), dsb
2)
General docking
Pengedokan kapal yang dilakukan secara berkala untuk tenggang waktu lima
tahunan untuk reparasi menyeluruh. Bagian-bagian yang direparasi
diantaranya adalah:
·
Overhoul
mesin induk
· Pengecekan
dan pengetesan keseluruhan tebal yang diperkirakan telah mengalami pengurangan
ketebalan.
3)
Annual docking
Pengedokan kapal yang akan masuk dock dengan selang waktu kontinyu setahun
sekali. Bagian-bagian yang akan diperiksa antara lain:
·
Bottom
cleaning serta penggantian zinc anode
·
Penggantian pelat (replating)
·
Pengurangan spelling
as propeller
·
Pengecatan bagian lambung yang terendam air
A.1 Penggolongan
Dok Kapal
Faktor-faktor teknis dan ekonomis pada
pengoperasian kapal (kecepatan, pemakaian bahan bakar, biaya eksploitasi, dan
lain-lain) pada dasarnya tergantung dari keadaan kondisi badan
kapal dibawah garis air. Oleh karena itu Biro klasifikasi dan kesyahbandaran
serta Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menentukan periode pengedokan kapal
atau perbaikan kapal diatas dok yang kesemuanya tergantung dari umur kapal,
kelas kapal keadaan dan kebutuhan kapal.
Untuk keperluan pembersihan badan kapal dibawah
garis air, memeriksa kerusakan, memperbaiki kerusakan serta merawat badan kapal
di bawah garis air diperlukan suatu tempat khusus beserta peralatan
pendukungnya dan tempat ini dinamakan dok.
Ada bermacam-macam jenis dok yang melengkapi suatu
galangan kapal yaitu: dok kolam (graving dock), dok apung (floating
dock), dok tarik (slip way), dok angkat (syncrolife
dry dock) dan dok balon (airbag system).
A.1.1 Dok
Kolam (Graving Dock)
Dok kolam yang sering juga disebut Dok Kolam
adalah suatu bangunan dok berbentuk kolam yang terletak di tepi laut atau
sungai. Dok kolam mempunyai dinding yang kokoh seperti kolam renang karena pada
saat kosong, dok akan menerima tekanan tanah dari sekitarnya, sedangkan pada
saat ada kapal yang akan dimasukkan kedalam atau dikeluarkan dari dalam dok
kolam tersebut, beban berat air akan diterima oleh dinding dan lantai dok kolam
tersebut.
Untuk keluar masuknya kapal dari dok kolam, maka
dok kolam mempunyai sebuah pintu. Pintu dok kolam berbentuk seperti sebuah
ponton dan terbuat dari suatu kontruksi baja. Pada pintu tersebut terdapat
rongga-rongga yang dapat diisi air ataupun dikosongkan sehingga pintu itu bisa
terapung diatas air dan dipindahkan apabila rongga-rongga tersebut telah dalam
kondisi kosong. Selain itu juga dilengkapi dengan katup - katup
yang dapat dibuka guna mengisi rongga-rongga tersebut dengan air supaya pintu
itu tenggelam. Untuk mengeluarkan air baik dari rongga-rongga pada pintu maupun
air yang berada pada kolam maka dok ini dilengkapi dengan pompa air.
Sebagai tempat untuk membangun atau memperbaiki kapal, maka sama dengan fasilitas tempat pembangunan kapal yang lain dok kolam dalam operasionalnya selalu dilayani dengan berbagai peralatan angkat yang mempunyai kapasitas angkat cukup besar sesuai dengan kapasitas dok kolam itu sendiri yang berjalan di sisi atas dinding Dok kolam tersebut.Urutan kerja saat kapal masuk dok kolam (Graving Dock):
Sebagai tempat untuk membangun atau memperbaiki kapal, maka sama dengan fasilitas tempat pembangunan kapal yang lain dok kolam dalam operasionalnya selalu dilayani dengan berbagai peralatan angkat yang mempunyai kapasitas angkat cukup besar sesuai dengan kapasitas dok kolam itu sendiri yang berjalan di sisi atas dinding Dok kolam tersebut.Urutan kerja saat kapal masuk dok kolam (Graving Dock):
1) Keel
Block (tempat dudukan
kapal diatas Dok) dipersiapkan. Semua peralatan yang disiapkan tidak boleh ada
yang mengapung ketika di dalam air.
2) Katup-katup air pada dok kolam dibuka
sehingga air masuk ke dalam dok kolam sampai permukaan air di dalam dan di luar
dok kolam sama tingginya.
3) Air di dalam rongga-rongga pintu
dikeluarkan sampai pintu dapat terapung (pintu terbuka) dan digeser atau
dipindahkan.
4) Kapal masuk kedalam dok dan diatur agar
tepat duduk diatas block-block yang telah dipasang, sesuai metode yang digunakan.
Untuk menahan kapal agar selalu tepat pada posisinya dapat dipergunakan
penunjang-penunjang yang diletakkan di dinding dok dan menahan lambung kiri
kanan kapal.
5) Pintu ditarik, digerakkan ke posisi
menutup.
6) Katup-katup air pada pintu dibuka sehingga
air masuk kedalam pintu dan pintu mulai tenggelam untuk menutup dok kolam
tersebut.
Pada Graving Dock atau dok kolam, Terdapat 4 tangki di dalam pintu dok.
Dalam kondisi ini hanya ada 3 tangki ballast yang akan diisi, sedangkan yang 1
buah berupa tangki ballast mati, artinya dalam kondisi sudah terisi dengan air.
Untuk pengisian tangki-tangki ini tidak diisi penuh semuanya, tetapi
disesuaikan dengan kondisi tekanan air yang ada di dalam dan di luar dok,
sampai pintu dapat terbuka. Setelah kondisi permukaan air yang terdapat di
dalam dok dan di luar dok sama serta tekanannya sama, maka pintu dok akan terbuka
dengan sempurna.
Keuntungan graving dock :
·
Lebih aman di banding sistem yang lain.
·
Tenaga utama menggunakan pompa.
·
Biaya pemeliharaan kecil
·
Umur pemakaian lama.
·
Peralatan
dan perlengkapannya lebih sedikit.
Kerugian graving dock :
·
Biaya
pembuatannya mahal dan waktu pembuatannya lama.
·
Keadaan
tanahnya harus betul-betul baik.
·
Merupakan
bangunan tetap yang tidak dapat dipindahkan.
A.1.2 Dok
Apung (Floating dock)
Dok apung atau floating dock adalah sebuah bangunan
konstruksi berupa ponton-ponton yang dilengkapi dengan crane pengangkat,
pompa-pompa air dan perlengkapan tambat serta perlengkapan reparasi kapal
lainnya. Konstruksi ini dapat ditenggelamkan atau diapungkan
dalam arah vertikal.
Cara kerja dok apung adalah sebagai
berikut:
1) Sebelum dilakukan penenggelaman dok apung
maka harus diketahui terlebih dahulu sarat kapal yang akan naik dok serta
berapa meterkah bagian- bagian yang menonjol dari kapal.
2) Berdasarkan data-data yang diperoleh dari
rencana dok (dock plan) maka dok
apung ditenggelamkan dengan cara seluruh katup-katup pembagi dibuka dan air
masuk kedalam rongga-rongga atau tangki ponton, sehingga dok secara perlahan
turun. Dok apung harus dijaga agar kondisinya even keel. Jika sarat air diatas ponton telah mencapai sarat apung
kapal maka dengan bantuan kapal tunda kapal, kapal akan didorong masuk ke dok
apung dalam kondisi mesin induk dan mesin bantu harus dimatikan.
3) Selanjutnya diadakan penambatan kapal
dengan tali-tali yang berfungsi untuk membatasi ruang gerak bagi kapal
tersebut, sehingga lebih mudah untuk
duduk pada ganjal-ganjal yang sudah disiapkan. Setelah kapal mulai masuk ke
dalam dok apung dan posisinya mencapai ketentuan yang diinginkan dan siap untuk
duduk pada posisinya.
4) Jika mengalami trim maupun keolengan pada
kapal, maka haruslah diusahakan menyeimbangkannya dengan memberi air balas,
mengurangi, menambah atau memindahkannya.
5) Sesudah posisi kapal stabil dan posisinya
tepat sesuai dengan yang diinginkan, maka dok kembali diapungkan secara
perlahan-lahan dan diadakan pengawasan, penjagaan, dan kontrol terhadap
kedudukan dan posisi kapal.
6) Untuk pengecekan posisi kapal apakah sudah
tepat sesuai ketentuan maka dilakukan penyelaman untuk memastikan kapal
benar-benar duduk tepat pada ganjal- ganjal (keel
block dan slide block) .
Keuntungan floating dock :
·
Dok apung tempatnya dapat dipindahkan.
·
Biaya
pembuatannya lebih murah dari pada dok kolam.
·
Dok
apung dapat menaikkan kapal dengan panjang lebih dari 15-20% dari panjang dok
apung sendiri, sedangkan dok kolam tidak bisa.
Kerugian floating dock :
·
Umur
pemakaian lebih rendah dari pada dok kolam
·
Memerlukan
daerah perairan yang cukup dalam, agar dok apung tidak duduk dilumpur (dasar
perairan) pada waktu menaikan kapal
·
Memakai
tenaga yang lebih besar dibanding dengan dok kolam.
A.1.3 Dok
Tarik (Slip Way)
Dok tarik adalah
fasilitas pengedokan kapal dengan cara mendudukan kapal diatas kereta yang
disebut trolley dan menarik kapal tersebut dari permukaan air dengan mesin
derek dan tali baja melalui suatu rel yang menjorok masuk kedalam perairan
dengan kecondongan tertentu sampai ketepi perairan yang tidak terganggu oleh
pasang surut dari air laut.
A.1.4 Dok Angkat
(Syncrolift
Dry dock)
Dok angkat atau syncrolift dry dock adalah
suatu fasilitas pengedokan kapal dengan menggunakan lift. Peralatan (plat
form) dari dok angkat ini diturunkan dengan pertolongan pengantar lift.
Dari beberapa mesin derek listrik yang terletak disebelah kanan dan kiri dari
peralatan dok angkat ini.
Setelah peralatan mencapai kedudukan tertentu
kemudian kapal dimasukkan tepat diatas ganjal-ganjal (blok lurus atau pun balok
samping) yang sudah disiapkan sebelumnya. Kemudian peralatan ini
diangkat ke permukaan air.
A.1.5 Dok
Balon (Airbag System)
Ship Airbags (AB) pertama kali dikembangkan oleh bidang militer angkatan laut
sebagai alat apung transportasi, jembatan, lifting peralatan berat, dan
lain-lain. Kemudian airbags berkembang untuk digunakan di bidang non
militer khususnya industri galangan kapal untuk keperluan docking, undocking
dan peluncuran kapal.
Penggunaan airbags sebagai alternatif dalam proses docking dan
peluncuran kapal tidak terlepas dari semakin meningkatnya pemikiran tentang
perkembangan teknologi yang berkaitan dengan tipe galangan inovatif yang
fleksibel, mobilitas, aman, dapat dipercaya, tidak banyak asset tertanam, tidak
banyak perawatan, proses juga lebih aman dan sudah terbukti menguntungkan
dengan resiko relatif lebih rendah. Simulasi penarikan kapal yang dilaksanakan
dalam beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
1) Tahapan persiapan:
·
Memperhatikan kebersihan
areal untuk menaikkan kapal.
·
Mempersiapkan
kapal yang akan ditarik.
·
Pengaturan posisi
awal airbags.
·
Penempatan dan
pemompaan airbags (untuk mendongkrak haluan kapal).
2) Tahapan penarikan kapal:
·
Penempatan dan
pemompaan airbags (untuk menarik kapal).
·
Menghitung gaya
tarik untuk menaikkan kapal.
·
Menjelaskan
spesifikasi airbags tentang working height airbags dan working
pressure.
`
B.
Proses Docking
Untuk memperbaiki atau mereparasi bagian kapal
yang berada dibawah garis air, maka kapal harus melakukan pengedokan. Adapun
persiapan pengedokan dilakukan bersama antara crew kapal dengan pihak galangan
(bidang sarana laut) agar pengedokan berjalan dengan baik. Sebelum pengedokan
pihak owner memberikan data-data
kapal yang diperlukan pihak galangan seperti docking plan yang akan digunakan untuk membuat posisi side block, selain itu juga data
mengenai data berat kapal kosong (LWT) dan ukuran utama kapal agar dapat
disesuaikan dengan kemampuan dari dok. Walaupun sudah mendapat data kapal
kadang-kadang dari pihak galangan juga harus mengecek ke lapangan untuk
membandingkan data yang didapat dengan realitanya di lapangan kemudian data
tersebut diarsipkan sehingga apabila kapal tersebut melakukan pengedokan kembali persiapan dapat dilakukan
dengan cepat karena datanya sudah ada.
Sebelum kapal dinaikkan ke atas dok maka ada
beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu: data-data kapal, informasi tentang
kapal kepada kepala dok (dock master) dan apa saja yang masuk kontrak
kerja dalam perawatan dan perbaikan kapal.
Kontrak kerja berisi antara lain:
a) Rincian pekerjaan yang harus dikerjakan
oleh pihak dok.
b) Waktu penyelesaian pekerjaan (kalender
kerja).
c) Harga penawaran (dari pihak pemilik
kapal).
d)
Cara pembayaran.
e)
Asuransi kapal.
f) Sanksi bila pekerjaan tidak sesuai kontrak
(kualitas pekerjaan atau waktu penyelesaian).
Data-data yang harus dipersiapkan dalam
proses pengedokan kapal meliputi:
1)
Gambar rencana dok dari kapal (Docking Plan),
2)
Gambar Rencana umum (General Arangement)
3) Gambar konstruksi badan kapal (Construction
Profile)
4) Gambar penampang tengah badan kapal (Midship
section)
5) Gambar kapasitas tangki dasar ganda dan
tangki- tangki lainnya (Capacity Plan)
6)
Gambar bukaan kulit kapal
7)
Ukuran Pokok
Kapal meliputi, Panjang kapal seluruhnya (Loa), Panjang kapal pada garis tegak
(Lpp), Lebar kapal (B), Tinggi sampai geladak utama (H), Sarat maksimum kapal
(T max), Berat kapal kosong (tanpa muatan) pada saat naik dok.
B.1 Proses Docking
Kapal di Floating Dock
Untuk menghindari kecelakaan dalam proses pengedokan kapal :
1) Kondisi kapal pada sarat haluan dan sarat
buritan diusahakan tidak begitu besar perbedaannya.
2) Kapal diusahakan tanpa adanya kemiringan
dalam arah melintang.
3) Kapal diusahakan bebas dari bahan bakar
atau minyak pelumas (tangki-tangki bahan bakar maupun minyak pelumas,air)
diusahakan kosong.
4) Kapal diwajibkan bebas dari bahan-bahan
yang mudah meledak atau terbakar.
5) Pihak dok berhak membuang isi tangki untuk
tujuan di atas.
B.1.1 Persyaratan Kapal Naik ke Dock
1) Kapal
yang naik dock harus memenuhi sarat maksimum yang dimiliki dock (apung) serta
kemampuan angkat dock tersebut. Dan
dock plan sudah dalam posisi yang direncanakan sesuai dengan kapal yang akan
naik dock.
2) Kapal yang masuk diusahakan dalam keadaan rata (even
keel), apabila tidak rata maka bisa diatasi dengan mengisi atau mengosongkan ballast pada haluan atau buritan.
3) Kapal harus dalam keadaan kosong, baik
bahan bakar, air tawar, air ballast, atau
bahan-bahan yang akan terbakar. Untuk mengosongkan tangki dilakukan oleh pihak
pemilik kapal sehingga kapal yang diperbaiki sudah bersih dari bahan-bahan
tersebut.
4) Bahan-bahan yang mudah terbakar atau
meledak harus diturunkan dari kapal, biasanya untuk armada kapal perang terdiri
dari amunisi, bahan peledak dan lain-lain.
5) Khusus kapal tanker bila naik dock harus
sudah bebas gas (gas free di lakukan
oleh pihak pemilik kapal). Sertifikasi
gas free berlaku selama 24 jam setelah sertifikat di keluarkan. Dalam
pori-pori pelat masih mengandung gas yang mudah memuai dan terbakar. Sehingga
sebelum dilakukan pemotongan atau pengelasan sebaiknya kondisi kapal harus
bebas gas.
·
Persiapan Naik Dock
1) Tempat sandar, tanggal dan waktu kapal
naik dock harus sudah diketahui agar mempermudah kapal tunda dalam penjemputan
atau penarikan kapal.
2) Pengecekan data-data kapal untuk persiapan
pemasangan keel block dan side block yang sesuai dari kapal-kapal
tersebut, seperti rencana garis dan konstruksi profil kapal.
3) Aliran listrik yang ada diatas kapal harus
dicek karena aliran listrik kapal saat di docking akan di supply dari galangan. Pengecekan ini untuk mengetahui berapa jumlah
tenaga dan voltage yang ada di kapal
untuk penyesuaian aliran listrik dari galangan ke kapal.
4) Menggambar docking plan yang telah ada menjadi skala 1 : 1 guna kebutuhan
persiapan block sehingga tidak
mengalami selisih jarak yang berarti.
·
Proses Kapal Naik ke Dock
1) Gambar rencana umum kapal akan naik
disederhanakan oleh juru gambar bidang sarana laut agar dapat menentukan letak-letak keel block dan side block
sesuai dengan bentuk lambung kapal.
2) Gambar sederhana (docking plan) diberikan kepada orang lapangan di dock agar mudah
pembacaan gambar untuk peletakan blok rata-rata jarak antara keel block
kurang lebih 1m.
3) Sedangkan jarak side block disesuaikan dengan bentuk badan kapal.
4) Setelah peletakan block-block selesai dan sesuai dengan bentuk kapal, floating dock di benamkan dengan cara
memompa air kedalam ponton dock dari control
room.
5) Sarat floating
dock disesuaikan dengan sarat kapal yang akan naik.
6) Agar posisi kapal tepat pada block
yang telah direncanakan maka ada tiga orang pengawas yang mengatur
posisi tersebut dimana satu orang di tengah mengawasi center
line kapal tepat pada keel block dan
2 orang di kiri dan di kanan kapal mengawasi bagian plimsoll kapal.
7) Untuk kapal-kapal khusus seperti Kapal KRI
yang mempunyai banyak peralatan di bawah badan kapal (sonar) atau kapal yang
baru pertama kali naik dock atau kapal dengan bentuk V sehingga memerlukan side block yang tinggi dan pada kapal
yang digeser untuk proses pengecatan pada bagian keel block sehingga diperlukan penyelam untuk membantu pengedokan.
8) Air dalam ponton dock dikeluarkan dengan
pompa yang dikendalikan dari control
room.
9) Apabila proses reparasi badan kapal yang
ada di bawah garis air kapal sudah selesai, kapal dapat diturunkan dari dock
dan melanjutkan reparasi lain pada saat kapal mengapung.
·
Proses
Penurunan Kapal
1)
Sebelum
kapal turun dari dock terlebih dahulu memeriksa sea valve, kemudi, propeller dan penggantian pelat agar air tidak
masuk ke kapal.
2)
Dari control room floating dock ponton dok
diisi dengan air sampai draft tertentu sesuai dengan draft yang dibutuhkan kapal agar dapat keluar dari dock.
4)
Proses Docking
Kapal di slipway.
·
Proses
pemasukkan kapal di atas slipway
1) Keel blok dan side blok disusun oleh pihak
galangan berdasarkan dock plan yang
dimiliki kapal yang akan direpair. Landasan slipway
diturunkan secara perlahan-lahan ke dalam air laut.
2) Kapal dimasukkan ke dalam area slipway yang telah ditenggelamkan dengan
bantuan tugboat. Selanjutnya kapal ditempatkan pada posisi tepat pada keel blok dan side blok, untuk memastikannya dock
master meminta petugas untuk memantau atau menyelam pada daerah keel blok dan side blok.
3) Kapal diposisikan di atas slipway secara
hati-hati agar posisi kapal tidak berubah dan supaya lambung kapal tidak
membentur dinding slipway.
4) Setelah kapal tetap pada kedudukannya,
maka slipway ditarik secara
perlahan-lahan dengan jarak yang telah ditentukan sehingga badan kapal tidak
tercelup air.
5) Kapal siap dibersihkan, dipasang alat-alat
kerja selanjutnya direparasi.
·
Proses penurunan kapal dari slipway
1) Persiapan kapal yang akan diturunkan tidak
jauh berbeda dengan persiapan kapal ke atas slipway.
Syarat utamanya adalah semusdaa pekerjaan dibawah kapal benar-benar
selesai.
2) Kapal diikatkan dengan kedua tali pada
kedua sisinya dan ujung lainnya dipegang beberapa orang untuk mencegah
terjadinnya benturan antara kapal dengan dinding slipway.
3) Kapal mulai diturunkan secara
perlahan-lahan ke dalam air, ketika bagian buritan kapal berada pada permukaan
air kapal dihentikan untuk memeriksa plat hasil reparasi.
4)
Jika tidak
ada masalah slipway diturunkan secara
perlahan sampai kapal mengapung keseluruhan. Kemudian Kapal ditarik keluar dari
area slipway dengan bantuan tugboat. Operasional penurunan kapal selesai
5)
Selanjutnya repair diatas garis air dapat dilanjutkan,
jika hal tersebut diperlukan.
thanks
BalasHapusTHANKS
BalasHapus