Selasa, 11 April 2017

Kaizen, Budaya 5S dan Tujuannya

PENDAHULUAN

Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.  Kemajuan suatu negara maupun perusahaan, tidaklah dapat terlepas dari Budaya yang berkembang di negara maupun di perusahaan tersebut.

Kaizen (Perbaikan Berkesinambungan): Mendorong bangsa Jepang selalu memiliki komitmen tinggi pada setiap pekerjaannya. Setiap pekerjaan harus dilaksanakan dan diselesaikan tepat waktu dan sesuai jadwal, agar tidak menimbulkan pemborosan biaya. Jika tidak tepat waktu sesuai jadwal, maka penyelesaian pekerjaan terhambat dan menimbulkan kerugian. Perusahaan di Jepang menerapkan peraturan “Tepat Waktu”. Inti Kaizen sendiri adalah optimal biaya dan waktu dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) merupakan “Intisari untuk Kaizen”.

5S berasal dari Jepang (beberapa orang menyebut 5S sebagai Teknik Good Housekeeping ala Jepang). Saat ini, 5S sudah diterapkan di banyak perusahaan multinasional di berbagai negara. 5S bukan hanya untuk perusahaan manufaktur. Perhotelan, perbankan, industri pariwisata, perusahaan distribusi, retailer, dsb, juga bisa menerapkan 5S. 5S juga bertujuan meningkatkan kualitas moral pekerja dan  kebanggaan terhadap pekerjaan yang mereka lakukan. 5S mudah sekali dipahami. Tapi pelaksanaannya tidaklah semudah yang dibayangkan banyak orang. Hambatan akan muncul dari banyak pihak, termasuk dari pemilik perusahaan (inisiator 5S itu sendiri) dan dari pekerja.

5S sangat membutuhkan kesadaran visual oleh seluruh sumber daya manusia dalam perusahaan, khususnya menyangkut ketelitian (visual control).
5S, berdasarkan filosofinya, pelaksanaan tidak boleh dibolak-balik (urut dari S1, S2, S3, S4, dan S5). 5S harus direncanakan dengan matang (planning), terorganisasi (organizing), segera dilaksanakan (actuating), dan diawasi (controlling) pelaksanaannya,

PEMBAHASAN

5S adalah sebuah metode pengelolaan dan pemeliharaan segala kegiatan di tempat kerja (termasuk sarana / prasarana penunjangnya) dalam rangka mengoptimalkan kinerja perusahaan secara keseluruhan (5S bisa dilakukan di seluruh bagian / departemen yang ada di perusahaan, tidak hanya di lantai produksi).

5S dalam pelaksanaannya, sebaiknya dilengkapi dengan check-list. 5S, jika dilakukan dengan penuh komitmen akan mengurangi berbagai komponen biaya (biaya penyimpanan, biaya kebersihan, biaya perbaikan/ perawatan, biaya penambahan ruangan, dsb).

          5S, jika dilakukan dengan penuh komitmen, diharapkan akan meningkatkan:

  • Efisiensi.
  • Efektifitas kerja.
  • Produktivitas kerja.
  • Kualitas moral pekerja.
  • Tingkat defect yang rendah.
  • Tidak ada kecelakaan kerja
  • Kebanggaan pekerja terhadap pekerjaan dan perusahaan.
  • Meningkatkan citra perusahaan.

5S adalah bagian intisari dari kaizen yang mempunyai maksud dalam bahasa jepang yaitu (KAI) yang berarti perubahan dan (ZEN) adalah untuk menjadi baik. Sedangkan untuk 5s adalah Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke. Mempunyai maksud dari masing-masingnya adalah sebagai berikut :

1.     Seiri ( ) (Ringkas – Sisih – Keteraturan - Pemilahan - Sort)

Merupakan langkah awal implementasi 5S, yaitu: pemilahan barang yang berguna dan tidak berguna: Barang berguna di simpan sedangkan barang tidak berguna dibuang.

Dalam langkah awal ini dikenal istilah Red Tag Strategy, yaitu menandai barang-barang yang sudah tidak berguna dengan label merah (red tag) agar mudah dibedakan dengan barang-barang yang masih berguna. Barang-barang dengan label merah kemudian disingkirkan dari tempat kerja. Semakin ramping (lean) tempat kerja dari barang-barang yang tidak dibutuhkan, maka akan semakin efisien tempat kerja tersebut.
Keuntungan yang akan di dapat dari penerapan seiri ini adalah penghematan pemakaian ruangan, persediaan dan produk barang yang bermutu, dan kecepatan waktu pencarian barang atau dokumen yang sedang di butuhkan. Sehingga menciptakan ruang kerja yg aman dan nyaman.

2.     Seiton ( ) (Rapi – Susun – Kerapian – Penataan - Set In Order)

Seiton adalah langkah kedua setelah pemilahan, yaitu: penataan barang yang berguna agara mudah dicari, dan aman, serta diberi indikasi.

Dalam langkah kedua ini dikenal istilah Signboard Strategy, yaitu menempatkan barang-barang berguna secara rapih dan teratur kemudian diberikan indikasi atau penjelasan tentang tempat, nama barang, dan berapa banyak barang tersebut agar pada saat akan digunakan barang tersebut mudah dan cepat diakses. Signboard strategy mengurangi pemborosan dalam bentuk gerakan mondar-mandir mencari barang.

Setelah menyortir semua barang atau file yang tidak dipergunakan lagi, pastikan segala sesuatu harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan, sehingga selalu siap digunakan pada saat diperlukan. Pastikan bahwa:

a.     Barang mempunyai tempat
b.     Setiap tempat punya nama untuk barang tertentu.
c.      Buat menjadi terorganisir dan sistematis.
d.  Beri nama pada setiap tempat penyimpanan yang mudah diingat, dapat menggunakan kode pada tempat penyimpan:
§  Bila berbentuk barang, berikan label dengan nama atau visual sebagai ciri khas.
§  Bila berbentuk file atau soft copy data, atur semua folder di komputer.
§  Pastikan agar mudah mengidentifikasi, saat file, barang ataupun benda tersebut dibutuhkan, sehingga tidak perlu membuang banyak waktu untuk mencarinya.

Keuntungan yang akan didapat dalam menerapkan Seiton (Rapi – Susun – Kerapian – Penataan - Set in Order):

- Kuantitatif :
a) Kendali persediaan dan produk, secara efisien.
b) Waktu pencarian yang cepat.
c) Proses kerja yang lebih cepat.
d) Menghindari kesalahan.
e) Meminimalkan terjadinya kehilangan peralatan.

- Kualitatif :
a) Suasana kerja akan lebih nyaman
b) Mendidik dan meningkatkan disiplin karyawan.
c) Memacu karyawan, agar terus menghasilkan ide yang kreatif.
d) Moral karyawan menjadi lebih tinggi.
e) Merasa aman di tempat kerja.

3.  Seiso ( ) (Resik – Sapu – Kebersihan – Pembersihan – Shine)

Setelah menjadi rapi, langkah berikutnya adalah membersihkan tempat kerja, ruangan kerja, peralatan dan lingkungan kerja. Tumbuhkan pemikiran bahwa kebersihan merupakan hal yang fital dalam kehidupan, jika kita tidak menjaga kebersihan, lingkungan akan menjadi kotor dan menjadi faktor utama terjangkitnya penyakit tidak nyaman. Menyebabkan berkurangnya produktivitas dan berakibat banyak kerugian. Lakukanlah pembersihan harian, pemeriksaan kebersihan dan pemeliharaan kebersihan.

Bersih-bersih   sebenarnya bukan  sebagai aktivitas  khusus dari suatu pekerjaan, tapi  pekerjaan ini merupakan  kesatuan   yang menjadi keseharian dari jadwal kerja seseorang.  Dengan menggunakan Seiso ini maka  area kerja  bisa tetap bersih  setelah mengerjakan pekerjaan maupun saat memulai pekerjaan tersebut.  Dalam konsep ini maka akan menghindarkan dari kesalahan  ataupun hal yang aneh  saat bekerja.

Langkah yang sering dilakukan oleh seorang pekerja dalam konsep ini adalah  dengan menata tools, setelah digunakan dikembalikan ke tempatnya dan  dibersihkan dari  kotoran.  Jika tools  bermasalah maka bisa   diketahui dan digantikan dengan yang baru. Bila di kantor maka setelah bekerja, file-file  ditata kembali  pada tempatnya semula.

Kebersihan ini sangat penting, di kantor karyawan bisa menata kembali  meja kerjanya dan sekelilingnya dari dokumen-dokumen yang tidak terpakai. Sampah-sampah dibuang  pada tempat sampah. Kegiatan ini adalah satu kesatuan   yang  harus dilakukan setiap hari dalam jadwal kerja. Sebagai nilai tambah, ketika anda mencari  ingin mengambil dokumen yang dibutuhkan maka tidak membutuhkan waktu lama dan segera bisa mendapatkannya dengan mudah.  Kdang kebersihan ini dianggap sangat sepele namun hasilnya sangat luar biasa bagi karyawan. Kebersihan ini akan membantu proses bekerja dan juga proses operasional perusahaan. Kebersihan tidak hanya dilakukan  di kantor tapi juga bisa dilakukan di tempat produksi atau pabrik.

Keuntungan yang akan didapat dalam menerapkan Seiso (Resik-Sapu- Kebersihan-Pembersihan–Shine):

- Kuantitatif:
a) Sistem pengawasan persediaan dan produk yang lebih murah dan hemat.
b) Meminimalkan biaya kerusakan pada peralatan.
c) Proses kerja cepat dan tidak berulang.
d) Meningkatkan kualitas produk.
e) Waktu melakukan pembersihan lebih cepat.

- Kualitatif:
a) Suasana kerja lebih nyaman dan ceria.
b) Karyawan terus menghasilkan ide yang kreatif.
c) Moral karyawan meningkat.
d) Aman di tempat kerja.

4. Seiketsu ( ) (Rawat - Seragam - Kepatuhan - Pemantapan -     Standardized)

Seiketsu adalah langkah selanjutnya setelah seiri, seiton, dan seiso, yaitu: penjagaan lingkungan kerja yang sudah rapi 
dan bersih menjadi suatu standar kerja. Keadaan yang telah dicapai dalam proses seiri, seiton, dan seiso harus distandarisasi. Standar-standar ini harus mudah dipahami, diimplementasikan ke seluruh anggota organisasi, dan  diperiksa secara teratur dan berkala.

Tahap ini adalah tahap yang sukar. Untuk menjaga ketiga tahap yang sudah dijalankan sebelumnya secara rutin. Tahap ini dapat juga disebut tahap perawatan, merupakan standarisasi dan konsistensi dari masing- masing individu untuk melakukan tahapan-tahapan sebelumnya. Membuat standarisasi dan semua individu harus patuh pada standar yang telah ditentukan.  Dapat dimotivasi dengan memberikan hadiah atau hukuman.



Konsep tersebut merupakan sebuah standart baku yang menyatu dengan  pekerjaan utama anda. Pembiasaan ini bisa dilakukan dalam  lingkup operasional perusahaan dan menjadi hal yang  dilakukan  terus menerus untuk  hasil yang maksimal. Pembiasaan kadang merupakan hal yang biasa bagi perusahaan namun  konsep ini sangat membantu kegiatan operasional perusaaan dan kegiatan lainnya.

Keuntungan yang akan didapat dalam menerapkan Seiketsu (Rawat- Seragam-Kepatuhan-Pemantapan–Standardize):

- Kuantitatif :

a) Biaya penyelenggaran operasi yang rendah.
b) Biaya pengeluaran tambahan (overhead) yang rendah.
c) Efisiensi dari proses meningkat.
d) Kuantitas pengeluaran menurun.
e) Sedikit keluhan dari pelanggan.
f) Produktivitas karyawan meningkat.

- Kualitatif :

a) Mendidik disiplin karyawan positif.
b) Karyawan terus menghasilkan ide kreatif.
c) Kemahiran karyawan meningkat.
d) Karyawan setia kepada organisasi.
e) Citra organisasi meningkat

5. Shitsuke ( ) (Rajin – Senantiasa – Kedisiplinan  – Pembiasaan – Sustain)

Konsep ini merupakan fase terakhir dari serangkaian konsep 5S, penetapan pendisiplinan ini  merupakan proses panjang yang berkelanjutan. Pemeliharaan kedisiplinan pribadi meliputi suatu kebiasaan dan pemeliharaan program 5S yang sudah berjalan.

Bila berada pada posisi sebagai atasan, buatlah standarisasi 5S serta berikan pelatihan 5S, agar seluruh karyawan perusahaan dapat mengerti akan kegunaan dari 5S sebagai dasar kemajuan perusahaan, karena dengan menerapkan 5S yang praktis dan ringkas bertujuan pada efisiensi, pelayanan yang baik, keamanan bekerja serta peningkatan produktivitas dan profit.


Keuntungan yang akan didapat dalam menerapkan Shitsuke (Rajin- Senantiasa- Kedisiplinan-Pembiasaan–Sustain):

- Kuantitatif :
a) Biaya pengeluaran rendah.
b) Produktivitas karyawan meningkat.
c) Kualitas produk/layanan meningkat.
d) Memperoleh manfaat dari pelaksanaan 5S.
e) Meminimalkan kecelakaan di tempat kerja.

- Kualitatif :

a) Disiplin karyawan meningkat dan inovatif.
b) Ketrampilan karyawan meningkat.
c) Kesehatan karyawan bertambah baik.
d) Karyawan setia kepada organisasi.
e) Budaya kerja antar tim yang tinggi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar