A.
Pengertian
dari Sea Chest
Kotak laut (sea chest) adalah suatu perangkat
yang berhubungan dengan air laut yang menempel pada sisi dalam dari pelat kulit
kapal yang berada di bawah permukaan air dipergunakan untuk mengalirkan air
laut ke dalam kapal sehingga kebutuhan sistem air laut dapat dipenuhi.
Gambar Sea Chest dan
Letaknya pada Sisi Lambung dan Bagian Bawah
Pada kapal-kapal yang berukuran besar, menengah maupun
kecil dengan sistem instalasi permesinan dari mesin induk seluruhnya terletak
di dalam kamar mesin, pada badan kapal bawah air menurut peraturan dari Biro
Klasifikasi harus dipasang suatu bagian konstruksi yang disebut sea chest. Karena dari sea chest inilah kebutuhan air laut
dalam kapal dapat dipenuhi.
Antara sea chest
dengan sistem-sistem yang memerlukan suplai air laut dihubungkan dengan
perantaraan pipa-pipa dari bermacam-macam ukuran sesuai dengan penggunaannya.
Pada pipa-pipa tersebut terdapat katup-katup yang berfungsi sebagai pembuka dan
penutup aliran air laut. Katup tersebut dibuka bila sistem
perlu suplai air laut dan ditutup bila sistem sudah tidak perlu lagi. Misalnya
mesin induk dimatikan saat kapal sandar di pelabuhan, maka katup air laut yang
menuju ke mesin induk ditutup, tetapi karena kapal masih memerlukan suplai arus
listrik untuk bongkar muat dari mesin bantu, maka katup air laut yang menuju
mesin bantu tetap dibuka. Dengan kata lain bahwa pembukaan dan penutupan katup
pada pipa-pipa perantara tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan kapal dalam
eksploitasinya, dan diharapkan bahwa sea
chest mampu menyediakan air laut yang dibutuhkan oleh kapal untuk suplai
sistem air laut dari kapal diam sampai kapal bergerak dan beroperasi.
Gambar
02. Diagram Sistem Air Laut
Keterangan
:
1. Katup Kingstone 11.
Pipa Utama
2. Pompa Centrifugal 12. Reduction Valve
3. Pompa Tangan 13.
Stop Valve
4. Pipa Utama 14. Service Connection
5. Tangki Dinas 15. Stop Valve
6. Pipa Pembagi 16. Hose
7. Tempat-Tempat Penggunaan 17. Pancuran
8.
Pipa Limpah 18.
Pipa Air Cuci
9. Katup Test 19. Pipa Udara
10. Fire Main 20. Heating Coil
B. Fungsi Sea Chest
Kinerja dari sistem air laut dalam kapal bergantung
dari suplai air laut yang dihisap oleh sea
chest, jadi sistem air laut dapat beroperasi secara penuh apabila sea chest mampu menghisap air laut
sesuai dengan kebutuhannya. Sistem air laut dalam kapal dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu sebagai berikut.
1.
Sistem Pendingin Mesin Induk dan Mesin Bantu
Mesin
induk adalah instalasi mesin dalam kapal yang dipergunakan untuk menggerakkan /
memutar poros baling-baling sehingga kapal dapat bergerak, sedangkan mesin
bantu adalah motor yang dipergunakan untuk menggerakkan generator listrik
sehingga menghasilkan arus listrik yang kemudian digunakan untuk
pesawat-pesawat yang memerlukan tenaga tersebut. Misalnya pompa-pompa pada
sistem pipa, kompresor, separator, mesin-mesin geladak, sistem penerangan,
pesawat komunikasi, pesawat navigasi dan lain-lain.
Sistem
pendingin bertujuan untuk menjaga agar temperatur mesin tetap berada pada batas
yang diperbolehkan sesuai dengan kekuatan material, karena kekuatan material
akan menurun sejalan dengan naiknya temperatur (overheating)
Air
adalah bahan pendingin yang sangat baik, karena dapat mengambil 1 kkal pada
tiap-tiap kg dan tiap-tiap derajat Celcius, sedangkan volume 1 kg air hanya 1
dm3 (1
liter).
Pada
kapal dengan penggerak motor bakar dengan pendingin air, air pendingin
dialirkan melalui dan menyelubungi dinding silinder, kepala silinder serta
bagian-bagian lain yang perlu didinginkan. Air pendingin akan menyerap kalor
dari semua bagian tersebut, kemudian mengalir meninggalkan blok mesin menuju
radiator atau alat pendingin yang menurunkan kembali temperaturnya.
Sistem pendingin air pada
mesin induk maupun mesin bantu dalam kapal dikenal ada 2 macam yaitu :
·
Sistem
pendingin terbuka (direct cooling system)
adalah sistem pendingin motor bakar pada kapal dimana
air laut dipakai langsung untuk mendinginkan silinder motor bakar dan komponen
lainnya setelah itu dibuang kembali ke laut. Hal ini cocok untuk motor-motor
kapal kecil, dimana pompa pendingin mengisap air laut dari luar kapal dan
memompakan air laut tersebut keluar kapal setelah
mendinginkan mesin, cara ini disebut pendinginan terbuka karena selalu air laut
yang beredar.
·
Sistem
pendingin tertutup (indirect cooling system)
adalah sistem pendingin motor di kapal dimana silinder
motor bakar dan komponen lainnya didinginkan dengan air tawar dan kemudian air
tawar tersebut didinginkan oleh air laut dan selanjutnya air tawar tersebut
dipakai kembali untuk mendinginkan motor, jadi yang selalu bergantian adalah
air laut, sedangkan air tawar selalu beredar tetap, demikian daur ini berjalan
terus.
Pendingin air tawar (fresh water cooler)
yaitu alat pemindah panas berbentuk bejana yang dipergunakan untuk mendinginkan
air tawar pendingin motor penggerak utama dan motor bantu kapal dengan
mengalirkan air laut ke dalam bejana tersebut. Pada motor-motor ukuran besar
lebih cenderung menggunakan sistem pendingin tertutup.
Hal ini dengan suatu
alasan bahwa untuk pendinginan di bawah temperatur 60o C bagi
motor-motor yang bertenaga besar lebih sulit. Sedangkan air laut pada
temperatur yang tinggi akan menyebabkan endapan-endapan pada tempat yang
didinginkan, yang akibatnya bisa mengganggu proses pendinginan. Sedangkan untuk
motor-motor yang baru yang menggunakan pendingin air tawar, masih ada yang
diijinkan untuk temperatur air pendingin mencapai diatas 80o C .
2.
Sistem Ballast
Pada
kapal-kapal laut bila kapal sedang bongkar-muat barang atau penumpang, kapal
akan mengalami kemiringan atau trim,
maka dipergunakan lah sistem ballast. Pada kapal dalam keadaan trim ke depan,
agar propeller bisa bekerja dengan baik dalam arti propeller tetap didalam air biasanya dipergunakan ballast air. Pada kapal barang dan kapal
penumpang ballast air bisa mencapai 20 % sampai 30 % dari displacement kapal.
Dan untuk tanker dalam keadaan kosong muatan, pemberian ballast dapat mencapai
50 % atau lebih dari displacement
kapal.
Sistem
ballast untuk dapat melakukan
tugasnya dilengkapi dengan pipa-pipa, katup, pompa-pompa dan peralatan lainnya.
Fungsi pompa ballast untuk
mengalirkan air dan mengosongkan air atau mengisi tangki ballast. Pompa tersebut juga untuk mengambil air ballast dari
lubang pengisapan atau sea chest,
mengisi tangki-tangki ballast, fore peak dan after peak tank atau sebaliknya.
Sistem
ballast berguna untuk mengatur posisi
kapal baik trim maupun oleng ataupun even keel. Untuk itu ballast ditempatkan di dalam buritan,
haluan, tangki-tangki dasar ganda, tangki
tegak dan tangki samping. Ballast yang diletakkan di haluan maupun buritan
berguna untuk mengubah trim dari kapal.
Tangki
ballast dasar ganda dan tangki tegak
diisi dengan air ballast untuk
memperoleh sarat yang tepat dan untuk menghilangkan keolengan. Tangki ballast samping berguna terutama untuk
meniadakan keolengan. Semua pengaturan air ballast
ini diatur dengan sistem sentralisasi.
Ballast tank diisi dan dikosongkan
melalui pipa yang sama sehingga katup-katup penutup (stop sea chests) dipasang
pada sistem ini . Sistem sentralisasi ini memungkinkan tangki ballast untuk di isi dan dikosongkan dan
air ballast dipindahkan dari tangki
ke tangki melalui pompa ballast.
Air
laut di pompa ke dalam sistem ballast
melalui katup kingstone yang dipasang
pada pipa saluran air laut pada sea chest
kapal.
Gambar Diagram Sistem Ballast
3.
Sistem Pemadam Kebakaran
Kebakaran
pada kapal adalah suatu hal yang harus dihindari, karena kita tahu kebakaran di
kapal dapat menyebabkan hal yang fatal, baik bagi keselamatan pelayaran maupun
keselamatn anak buah kapal.
Usaha-usaha untuk memadamkan kebakaran dapat digolongkan sebagai berikut :
· Pencegahan yang bertujuan mencegah terjadinya kebakaran
· Usaha-usaha aktif yang bertujuan memadamkan api.
Usaha-usaha untuk memadamkan kebakaran dapat digolongkan sebagai berikut :
· Pencegahan yang bertujuan mencegah terjadinya kebakaran
· Usaha-usaha aktif yang bertujuan memadamkan api.
Berbagai usaha pencegahan
kebakaran, sudah dipikirkan pada waktu kapal direncanakan, termasuk susunan dan
penempatan peralatannya yang sudah ditentukan oleh Biro Klasifikasi.
Pemadam api secara aktif yaitu
pemadaman api secara langsung dengan memakai peralatan pemadam kebakaran dan
sistem pipa pemadam kebakaran. Sistem pipa ini juga dihubungkan dengan sea chest sebagai lubang pengisapan air
laut. Yang termasuk peralatan pemadam kebakaran adalah pengumpil, pengait,
kapak api, goni, pasir, alat pemadam api tangan dan lain-lain.
Tujuan
dari sistem pemadam kebakaran di kapal adalah untuk mencegah timbulnya
kebakaran, karena air laut tersedia banyak dan hasilnya cukup memuaskan, oleh
karena itu air merupakan alat pemadam kebakaran utama di kapal. Sistem ini
dipakai untuk memadamkan kebakaran di kapal, kecuali yang terbakar adalah batu
bara, minyak atau peralatan listrik.
Sistem
yang dipakai adalah sistem pemadaman sentral dan dengan melalui pipa tembaga
atau pipa yang di galvanis dengan diameter 50 sampai 100 mm disalurkan ke
tempat yang ditentukan.
Gambar Diagram Sistem Pemadam Kebakaran
C.
Kelengkapan Sea Chest
Sea chest adalah berupa kotak yang menampung air laut terbuat dari baja, padanya dipasang beberapa pipa-pipa untuk mengalirkan air laut, pipa peniup udara, pipa pembuangan udara dan lain-lain, sehingga sea chest dapat bekerja sesuai dengan tujuannya.
Agar dapat melaksanakan
penghisapan air laut dengan baik, maka antara sea chest dengan sistem-sistem yang memerlukan suplai air laut
dihubungkan dengan pipa-pipa, pompa-pompa, katup-katup, katup pengaman untuk
yang bertekanan tinggi dan peralatan lainnya sehingga dapat mensuplai air laut
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sistem air laut dalam kapal.
Untuk merencanakan
bermacam-macam kelengkapan dari sistem sea
chest diharuskan mengacu pada peraturan Biro Klasifikasi, dan selanjutnya
kelengkapan dari sistem sea chest
secara garis besar adalah sebagai berikut.
1.
Pelat Dinding Sea
Chest
Sea chest adalah berupa kotak yang
menampung air laut terbuat dari baja, padanya dipasang beberapa pipa-pipa untuk
mengalirkan air laut, pipa peniup udara, pipa pembuangan udara dan lain-lain,
sehingga sea chest dapat bekerja
sesuai dengan tujuannya.
Oleh
karena sea chest letaknya di sekitar kamar mesin, dan pada dinding sea chest
harus dipasang pipa-pipa hisap untuk mesin induk dan mesin bantu serta
pipa-pipa yang lainnya, serta timbulnya getaran dari mesin induk maupun mesin
bantu, maka antara dinding sea chest dengan flens sebagai penghubungnya dapat
dimungkinkan terjadi kerenggangan pada baut-bautnya dan mungkin juga akan
terjadi keretakan pada sambungan lasnya.
Dari beberapa pertimbangan teknis tersebut, Biro Klasifikasi Indonesia 2001 membeikan batansan bahwa ukuran ketebalan dinding atau pelat sea chest tidak boleh kurang dari :
T = (12 x a √P.
k) + tk
Keterangan :
P : tekanan semprot pada katup pengaman minimal 2 bar
a : jarak antara penegar kotak laut
k : faktor bahan = 1,0
tk : faktor korosi
tk : 1,5 mm, untuk t’ ≤ 10 mm
tk : 0,1 . t’ + 0,5 mm, maksimum 3,00 mm untuk t’ ≥ 10 mm.
Dari
batasan diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran ketebalan pelat dinding sea chest minimum = 11,682 mm.
Dalam
usaha untuk memperpanjang umur pelat dinding sea chest, biasanya pada dinding yang bersentuhan dengan air laut
dipasang Zink Anode Protection (ZAP) secukupnya, dimana fungsinya sama
dengan pemasangan zink anode pada lambung kapal yang bertujuan
untuk menghambat proses korosi. Zink anode
adalah berupa batang logam seng yang ditempelkan pada pelat kulit kapal pada
tempat-tempat tertentu yaitu dekat baling-baling, sea chest, dan kelengkapan di bawah air lainnya yang terbuat dari
bahan kuningan atau perunggu untuk melindunginya terhadap korosi karena aksi
galbani. Batang tersebut lama kelamaan akan habis dan harus diganti setiap
jangka waktu tertentu.
Mengingat
tingkat kesulitan yang cukup tinggi, baik ditinjau dari segi tempat maupun dari
segi teknis konstruksi yang terlalu banyak kaitannya dengan perpipaan dari
berbagai sistem yang berada di kamar mesin, maka pemeliharaan sea chest
merupakan hal yang penting saat kapal menjalani docking.
2.
Pipa Hisap Mesin Induk
Kebutuhan
air pendingin untuk mesin induk yang diambil melalui pipa hisap ini, yang dihisap
oleh pompa hisap khusus yang biasanya menyatu dengan mesin induk. Pipa hisap
ini harus mempunyai diameter yang cukup, agar debit air untuk kebutuhan
pendinginan mesin induk tercukupi. Apabila suplai air pendingin berkurang akan
mengakibatkan temperatur mesin induk menjadi panas dan apabila berkelanjutan
akan berakibat kerusakan yang fatal. Maka untuk mengantisipasi kemungkinan
tersebut diupayakan agar suplai air pendingin tidak terganggu debitnya dalam
keadaan apapun. Biasanya antara sea chest
bawah dan sea chest samping saling
berhubungan, sehingga apabila salah satu sea
chest mengalami gangguan suplai airnya, maka sea chest yang lain dapat mengatasinya.
Pada
pipa hisap mesin induk dipasang beberapa kran (sea valve) yang berfungsi
sebagai penutup atau pembuka air pendingin air laut ke mesin induk. Diantara sea
chest-sea chest tersebut dipasang filter dan dilengkapi dengan strainer sebagai tempat pengumpul kotoran-kotoran
yang ikut air laut.
3.
Pipa Hisap Mesin Bantu
Pada
prinsipnya penggunaan pipa hisap untuk mesin bantu adalah sama dengan pipa hisap
pada mesin induk, dilengkapi dengan sea chest dan ukuran pipa
disesuaikan dengan debit pompa yang dipasang pada mesin bantu, juga dilengkapi
dengan filter dan strainer.
Jumlah
mesin bantu dalam kapal tergantung dari besar kecilnya kebutuhan suplai arus
listrik dan jenis penggunaannya.
Bila
jumlah mesin bantu lebih dari satu, maka saluran pipa isap selalu dihubungkan
secara paralel antar masing-masing mesin bantu dan juga hubungan saluran pipa
antar sea chest. Hal ini dimaksudkan
agar dapat saling menunjang antar jaringan, apabila salah satu sistemnya
mengalami kesulitan dalam suplai air pendingin.
4.
Pipa Hisap Pompa Pemadam Kebakaran
Untuk
kapal-kapal tertentu atau kapal khusus, biasanya diperlukan satu sea chest tersendiri yang khusus
melayani suplai untuk pompa pemadam kebakaran. Hal ini dimaksudkan agar debit
pompa yang diperlukan untuk pemadam kebakaran tidak mengalami gangguan apapun
dari sistem kerja pipa-pipa yang lain bila sedang bertugas dalam memadamkan
kebakaran, karena memadamkan kebakaran adalah suatu pekerjaan yang sifatnya emergency. Diameter pipa disesuaikan
dengan kapasitas atau debit pompa pemadam kebakarannya.
5.
Pipa Hisap Pompa Dinas Umum
Pada
setiap kapal biasanya selalu terpasang sebuah pompa dinas umum (general
service pump). Pipa-pipa yang melayani pompa dinas umum biasanya
banyak sekali cabang-cabangnya yang disesuaikan dengan kebutuhan yang antara
lain pipa-pipa untuk pemadam kebakaran, ballast,
bilga, cuci deck, lensa dan
sebagainya. Ukuran pipa disesuaikan dengan kapasitas pompa. Karena banyaknya
cabang pipa, masing-masing itu dihubungkan dengan flens yang diberi packing dan
di ikat dengan mur baut.
6.
Pipa Peniup Udara
Pipa ini
menghubungkan antara sea chest dengan
kompresor atau tabung udara bertekanan, yang digunakan untuk meniupkan udara ke
kotak sea chest, apabila saringan sea chest kotor atau tersumbat oleh
kotoran-kotoran yang mengakibatkan suplai air laut keseluruh sistem tidak
lancar sehingga mengurangi debit air yang dibutuhkan. Untuk meniup udara diatur
oleh satu valve yang dapat
dioperasikan secara manual atau otomatis yang dapat dikendalikan dari ruang
kemudi.
7.
Pipa Pembuangan Udara
Dengan
adanya udara yang terjebak dalam kotak sea
chest, yang mungkin berasal dari gelembung-gelembung udara dari haluan yang
menyusur dasar kapal dan terjebak di sea
chest, atau kapal sedang oleng atau miring sehingga udara masuk ke sea chest, dari putaran baling-baling
saat kapal mundur atau udara dari sisa tiupan udara kompresor, apabila udara
dalam sea chest ini dibiarkan akan
merugikan seluruh sistem, terutama pada sistem pendingin mesin. Karena air
pendingin yang dihisap tidak sepenuhnya berupa air laut, tapi bercampur dengan
gelembung-gelembung udara, sehingga dapat menyebabkan mesin menjadi panas. Dapat
pula berakibat buruk pada pompa-pompa yang menghisap air dari sea chest tersebut, karena air yang dihisap
tidak penuh dan banyak mengandung udara sehingga rendemen pompa menjadi turun.
Untuk membuang udara dibuka satu valve
dan ditutup kembali bila udara dalam sea
chest telah habis.
8.
Pipa-Pipa By Pass
Pipa
by pass dipergunakan untuk saling
menghubungkan antara sea chest yang
satu dengan sea chest yang lain,
dengan tujuan dapat membantu suplai air laut ke tempat tertentu dari satu
sistem, bila salah satu sistem mengalami kesulitan atau hambatan dalam suplai
air laut.
Diameter
pipa by pass biasanya cukup besar,
sebab harus dapat mengganti menyalurkan air laut sebanyak jumlah pipa isap
dalam sea chest tersebut. Atau
digunakan saat pemindahan penggunaan saat kapal berlayar dari perairan dalam
masuk ke perairan yang dangkal, sehingga harus menggunakan sea chest samping.
9.
Strainer
Strainer adalah suatu alat berbentuk
kotak atau silinder yang biasanya dipasang pada pipa ke mesin induk, pipa ke
mesin bantu atau pada pipa by pass. Alat ini berfungsi sebagai jebakan
kotoran dari laut, dalam strainer
tersebut dipasang filter. Kotoran
tersebut bila tidak tersaring dan diendapkan pada strainer akan masuk kedalam
sistem air laut dalam kamar mesin dan lain-lain. Pada periode waktu tertentu
strainer harus dibuka untuk dibersihkan bersama dengan filternya. Penampang strainer kurang lebih 1,5 sampai dengan 2 kali
penampang pipanya.
10.
Sea Grating
Sea Grating adalah saringan atau
kisi-kisi yang dipasang pada sea chest untuk mencegah masuknya
benda-benda yang tidak dikehendaki dari laut ke dalam sistem pipa dalam kapal.
Gambar Sea Grating
Jadi
fungsi Sea Grating adalah menyaring
air laut sebelum masuk kedalam kotak sea chest, yang merupakan saringan
awal sebelum air laut masuk sistem melewati strainer
dan filternya.
Sea Grating ini di ikat menggunakan baut yang tahan korosi, yang kemudian baut-baut ini antara satu dan lainnya di ikat atau dikunci dengan menggunakan kawat agar baut tidak mudah lepas.
11. Sea Valve
Sea Grating ini di ikat menggunakan baut yang tahan korosi, yang kemudian baut-baut ini antara satu dan lainnya di ikat atau dikunci dengan menggunakan kawat agar baut tidak mudah lepas.
11. Sea Valve
Semua sistem perpipaan dalam kamar mesin selalu
dilengkapi dengan valve yang
berfungsi sebagai pintu untuk membuka dan menutup aliran air laut, sebagai
pengaman pula
bila suatu saat aliran air harus dipompa karena kebocoran, atau karena untuk
pemadam kebakaran dan lain-lain. Untuk ukuran sea chest harus disesuaikan dengan ukuran pipanya.
12. Packing dan Baut Pengikat
12. Packing dan Baut Pengikat
Penyambungan
untuk bagian-bagian pipa yang lurus, lengkung dan lain-lain, dilakukan dengan
menggunakan flens kemudian di ikat
dengan menggunakan mur baut. Agar pada sambungan ini air laut tidak bocor, maka
di antara flens dipasang packing. Untuk air laut biasanya
digunakan packing karet.
Mur
baut pengikat biasanya digunakan mur baut baja atau dari stainless steel yang tahan korosi, sehingga mudah untuk pelaksanaan
bongkar pasang dan lama pemakaiannya.
D.
Pemasangan Sea
Chest
Sebagai lubang pengisapan
air laut, sea chest ditempatkan
berdekatan dengan kamar mesin, karena segala sistem yang memerlukan berada
dalam kamar mesin. Misalnya mesin induk, mesin bantu, pompa-pompa, ketel uap,
alat penyuling dan sebagainya.
Untuk mendapatkan air
laut yang dapat mencukupi kebutuhan eksploitasi kapal, maka perlu dipikirkan
tempatnya untuk pemasangan sea chest
agar tujuan utama dari sistem air laut dapat tercapai.
Pada sebuah kapal umumnya
mempunyai dua buah sea chest yang
dipasang pada lambung kapal di bawah garis air di depan kamar mesin tepatnya
dipasang di dasar kapal dan dipasang di samping kapal di bawah air (bilge), karena mengingat bervariasinya
kedalaman perairan yang dilewati.
Gambar Sea Chest dan
Penempatannya
Pemasangan pada dua
tempat yang berbeda ini dimaksudkan agar kinerja sea chest sebagai lubang pengisapan berjalan dengan lancar. Bila
kapal berlayar di laut yang dalam maka dipakai sea chest yang terletak di dasar kapal, sebab kemungkinan
terjadinya kotoran, lumpur yang teraduk-aduk akibat gerakan kapal tidak akan
terjadi dan pada keadaan ini sea chest
samping tidak dipergunakan. Jika kapal berlayar di perairan yang dangkal dan
kemungkinan terjadinya kotoran, lumpur atau pasir yang teraduk-aduk karena
gerakan kapal yang mungkin dapat masuk ke lubang sea chest dasar maka sea
chest samping yang dipakai sedangkan sea
chest bawah ditutup.
Dalam penentuan peletakan
sea chest harus dipertimbangkan bahwa
sea chest masih berfungsi sebagai
lubang pengisapan air laut dengan baik, walaupun kondisi kapal miring sampai
22,5o dari keadaan vertikal sea
chest masih tetap bekerja dengan baik dan tidak mengisap udara.
E. Masalah-Masalah
yang Terjadi pada Sea Chest
Sea chest terletak di
bagian kapal yang tercelup di dalam air sehingga sering mengalami berbagai
masalah, diantaranya.
1.
Fouling
(Kerang-Kerang Laut)
Fouling (kerang-kerang
laut) merupakan faktor penghambat pada sea
chest. Fouling ini menempel pada
badan kapal di dalam air termasuk sea
chest, Fouling ini berkembang dengan cepat dan menutup sebagian dari sea
chest sehingga air laut yang disedot tidak maksimal dan terdapat
kotoran-kotoran (serpihan kerang, tanaman dan pasir) yang masuk kedalam sea chest
1. 2. Korosi
Korosi merupakan hal yang
tak terpisahkan dari kapal terutama bagian yang tercelup dalam air. Korosi
menyebabkan komposisi baja menjadi rapuh, hal ini juga terjadi pada sea chest.
Jika bagian saringan luar sea chest mengalami korosi mengakibatkan kerapuhan pada baja dan terjadi
patah, jika saringan patah maka kotoran-kotoran yang berukuran besar akan masuk
dan menghambat sistem pemasukan air laut.
3. Erosi pada Sea
Chest (Erosion Problems)
Sea chest merupakan pintu
air sehingga pada bagian ini dilewati aliran air laut yang terus menerus.
Aliran yang terus menerus inilah yang menyebabkan terjadinya erosi pada sea chest. Akibat erosi ini, bahan pada sea chest mengalami penggerusan sedikit
demi sedikit dan lama kelamaan menjadi tipis.
F.
Perawatan dan Reparasi pada Sea Chest
Cara
perawatan dan reparasi dari sea chest
adalah sebagai berikut.
1.
Sea Chest di bersihkan dengan Water Jet
Bagian ini merupakan lubang jalannya air, sehingga banyak tumbuhan dan
binatang laut yang mungkin menyangkut dalam bagian saringan sea chest tersebut. Setelah kapal masuk dock maka sea chest dibersihkan dengan water
jet untuk membersihkan dari kerang-kerang yang menyangkut pada saringan.
2.
Penyekrapan
Setelah di water
jet, saringan pada sea chest
dibuka kemudian dilakukan penyekrapan untuk membersihkan kotoran,kerang maupun
tumbuhan laut yang ada di dalam kotak sea
chest.
3.
Pengecekan Pelat pada Sea
Chest dengan Test Kerosin
Setelah dibersihkan plat sea chest dicek dengan test kerosin.
Jika ada pelat yang rusak maka dilakukan penggantian.
Pelat yang ada pada sea chest juga dicheck ketebalannya. Jika ketebalannya kurang dari 11,682 mm, maka dilakukan penggantian
pelat.
Perhitungan Tebal Pelat Sea Chest
Tebal pelat sea chest tidak boleh kurang dari:
T = 12 x a √P. K + tk (Ref : 6.14. BKI Th.2006
Vol. II Sec. 8.B.5.3)
Dimana : P = 2Mws
a =
0,6 m
tk= 1,5
Jadi :
T = 12 x 0,6 x (√2 x 1) +
1,5
= 11,682 mm
4.
Penggantian Zinc
Anode
Perlindungan dengan menggunakan Zink Anode Protection adalah perlindungan pengkaratan secara
aktif, maksudnya adalah menggunakan
proses kimiawi dimana lambung kapal sebagai katodanya, anodanya merupakan
lempengan logam non ferro sedangkan
air laut adalah elektrolit, sehingga jika berlayar terjadi aliran arus listrik
dimana ion-ion logam akan tertarik dan menempel pada pelat kapal sehingga
proses pengkaratan terhambat.
Di sekitar sea chest harus dipasang zink anode dengan mutu yang memenuhi dan
jumlah yang dapat bekerja aktif sebagai
pelindung kotodik selama sekurang-kurangnya 24 bulan (2 tahun). Current density yang digunakan adalah 65mA/m. Total zink anode yang dipakaikan pada sea
chest adalah 6 buah.
Gambar Zink Anode Protection
5. Pengecatan
Pengecatan badan kapal berguna untuk melindungi pelat
kapal dari proses pengkaratan dan juga binatang laut. Sebelum melakukan pengecatan, terlebih dahulu
material yang akan dicat harus bersih dari kotoran-kotoran minyak maupun
sisa-sisa cat dan debu. Proses pembersihan dari kotoran tersebut harus
benar-benar bersih. Pelaksanaan pengecatan dapat dilakukan dengan menggunakan
roll kuas ataupun menggunakan semprot.
Pengecatan disesuaikan dengan susunan cat primer
dari kapal, menggunakan cat dasar, cat Anti
Corrosion (AC) dan cat Anti Fouling (AF). Cat AC berguna
untuk melindungi dari pengakaratan, sedangkan cat AF berguna untuk pencegahan
menempelnya hewan dan tumbuhan laut.